Sabtu, 18 Juni 2016

BEKERJA SAMA DENGAN JEPANG UNTUK MEMBANGUN PERUSAHAAN BAJA





 I.         LATAR BELAKANG

Industri baja adalah salah satu bagian dari industri logam yang merupakan industri strategis di Indonesia. Sektor ini memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan vital untuk pembangunan di berbagai bidang (dapat dilihat digambar 1.1), seperti infrastruktur (gedung, jalan, jembatan, tiang listrik, dan telekomunikasi), produksi barang modal (mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi (kapal laut kereta api beserta relnya dan otomotif hingga persenjataan).


Gambar 1.1 Contoh Pemakaian Baja

Karena peran industry baja yang sangat penting tersebut industri baja menjadi sangat strategis untuk kemakmuran suatu negara. Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industry baja. Menurut data yang diperoleh tenatang konsumsi baja saat ini, bahwa konsumsi baja perkapita Indonesia saat ini masih sangat rendah.
Membandingkan produktifitas industri baja dalam negeri dengan negara tetangga Malaysia, khususnya dalam rangka melayani luas wilayahnya, dapat dipastikan kemampuannya memenuhi hukum permintaan (demand) dan penawaran (supply) adalah tidak sama. Malaysia tentu lebih unggul, produksi bajanya saja dibanding luas wilayahnya adalah 18 ton/km2, bandingkan dengan kemampuan dalam negeri Indonesia yang hanya 2 ton/km2 luas wilayahnya. Kondisi seperti tentu menyebabkan jika ada permintaan baja yang sama besar pada kedua negara tersebut, maka industri dalam negeri (Indonesia) dipastikan tidak sanggup, dan akhirnya kebijakan imporlah jalan keluarnya.
Salah satu jalan keluar yang dapat kita ambil untuk mengatasi masalah tersebut adalah membuat pabrik baja di indonesia untuk meningkatkan produktifitas industry baja KELOMPOK IV PSIKOLOGI INDUSTRI 2

diindonesia. Seperti yang telah didata oleh Wordsteel Association sampai dengan tahun 2015 (dapat dilihat pada Tabel 1.1), Indonesia merupakan urutan ke-32 dunia dalam memproduksi baja mentah.

Mutu atau kualitas dari baja dapat ditengarai dari pabrik pembuatnya, maka tentu akan menarik jika kita mengetahui kepemilikan atau nama-nama pabrik yang memproduksi baja. Untuk melihat daftar nama pabrik yang memproduksi baja, dapat dilihat pada Tabel 1.2. dibawah ini.

Tabel 1.2 Peringkat perusahaan produsen baja (juta-ton)

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat, bahwa sampai dengan tahun 2015 Produsen pertama Perusahaan bidang baja dan pertambangan adatah Pt. ArcelorMittal yang berasal berkantor pusat di Luxembourg. Bahkan sampai pada tahun 2013 Bethlehem Steel Corporation, perusahaan baja terkenal Amerika dan telah berdiri sejak tahun 1857, telah diakuisisi dan menjadi milik ArcelorMittal sejak 2006. Adapun produsen terbesar ke-2: Hessteel Group dari China, dan ke-3: Nippon Steel And Sumitomo Metal Corporation (NSSMC), sedangkan produsen baja terbesar ke-4: POSCO adalah Korea Selatan.
Seperti yang diketahui beberapa waktu belakangan ini produsen baja ke-3 terbesar dunia adalah Nippon Steel, Jepang, yang banyak melakukan kerja sama dengan PT. Krakatau Steel & Group di Indonesia. Akibatnya banyak diproduksi profil baja hot-rolled mengacu standar Jepang atau JIS (Japanese Industrial Standards), dan sampai sekarang juga masih menjadi jenis profil baja yang umum dijual di Indonesia.
Maka dari itu, akan dibangun sebuah pabrik baja didaerah cikarang. Dan kelompok kami memilih untuk melakukan kerja sama dengan negara jepang dibanding china. Karena beberapa alasan yang akan kami kemukakan di bagian selanjutnya. KELOMPOK IV PSIKOLOGI INDUSTRI 4


II. ALASAN MEMILIH BEKERJA SAMA DENGAN JEPANG

Bangsa Jepang adalah bangsa pembelajar terbaik di dunia. Mereka belajar dengan penuh semangat karena mereka paham betul kegunaannya. Pengetahuan yang unggul, intelektual, dan moral akan memberikan mereka kemajuan, kebahagiaan, dan Keunggulan. Semua belajar dengan giat: pemerintah belajar, politisi, industrialis, para pekerja, kaum intelektual, anak-anak, ibu-ibu, semuanya belajar. Di Jepang dikenal istilah Joho shakai, “the information intelligence society”, masyarakat cerdas dengan akses yang luas terhadap informasi.
Salah satu alasan mengapa kami lebih memilih bekerja sama dengan jepang adalah karena salah satu perusahaan baja terbesar diindonesia yaitu PT. Krakatau Steel & Group melakukan kerja sama dengan PT. Nippon Steel yang berasal dari jepang. Akibatnya profil baja hot-rolled mengacu standar Jepang atau JIS (Japanese Industrial Standards), dan sampai sekarang juga masih menjadi jenis profil baja yang umum dijual di Indonesia. Selain itu, kami menganggap dengan melakukan kerja sama dengan jepang maka kami akan mendapatkan hal-hal yang positif yang dapat kami peroleh. Kami melihat keunggulan-keunggulan jepang dari tiga aspek yang berbeda. Mulai dari Histori kerja sama, Cara kerja, sampai Teknologi.
1. Kerja sama Jepang - Indonesia

Salah satu alasan kami memilih jepang sebagi mitra kami untuk mendirikan pabrik baja di cikarang adalah kualitas baja jepang yang sudah di akui kualitasnya. Selain itu, Indonesia sudah bekerja sama dengan jepang di industri baja. Contohnya perusahaan BUMN, Pt. Krakatau Steel yang bekerja sama dengan Pt. Nippon Steel yang berasal dari jepang untuk membuat perusahaan bernama Pt. Krakatau Nippon Steel Sukimin dan Pt. Krakatau Osaka Steel, yang memproduksi baja profil dan tulangan untuk industri otomotif dan konstruksi.
Gambar 2.1 Cabang-cabang Pt. Nippon Steel di dunia

Jika profil baja hot-rolled yang mengacu pada standar Jepang atau JIS (Japanese Industrial Standards menjadi jenis profil baja yang umum dijual di Indonesia, maka jika kita bekerja sama dengan jepang, maka kami mengaharapkan kualitas baja yang akan kami produksi mampu bersaing dipasar industri.

2. Cara Kerja

Selain pertimbangan kualitas yang kami perhitungkan, kami juga memperhitungkan cara kerja atau kepemimpinan negara jepang dalam membangun sebuah industri. Kepemimpinan Jepang dikenal memiliki etos kerja yang sangat baik dalam memajukan negara atau organisasi yang berada di dalamnya. Diambil dari sumber yang ditulis oleh Ahmad Kurnia dari buku karya ANN WAN SENG, “RAHASIA BISNIS ORANG JEPANG (Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia)”, setelah bom atom Amerika menghunjam Hiroshima dan Nagasaki semua pakar ekonomi saat itu memastikan Jepang akan segera mengalami kebangkrutan. Namun, dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun, Jepang ternyata mampu bangkit dan bahkan menyaingi perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan tahunan negara Jepang bersaing ketat di belakang Amerika Serikat. Apalagi di bidang perteknologian, Jepang menjelma menjadi negara raksasa di atas negara-negara besar dan berkuasa lainnya. Rahasia mengapa jepang dapat menjadi salah satu negara maju adalah karena jepang memiliki Etos kerja yang baik dan dapat menimbulkan suatu dampak kemajuan teknologi dan penguasaan teknologi, serta mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara Jepang itu sendiri. Ciri-ciri etos kerja dan budaya kerja orang Jepang.
 Bekerja untuk kesenangan, bukan untuk gaji semata
 Mendewakan langganan
 Bisnis adalah perang



1. Kaizen

Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Bias diartikan Kaizen artinya perbaikan. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement). Ciri kunci manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil, manajmen fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan perlatan lain untuk mendukung peningkatan yang terus menerus (Cane, 1998:27).
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya memiliki dasar sebagai berikut :
a) Berorientasi pada proses dan hasil
b) Berpikir secara sistematis pada seluruh proses
c) Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan yang terjadi di lapangan.
Kaizen telah menjadi bagian dari teori manajemen Jepang di pertengahan tahun 1980-an dan para konsultan manajemen di Barat dengan cepat mengambil dan menggunakan istilah Kaizen untuk diterapkan dalam praktek manajemen secara luas, yang pada pokoknya Kaizen dianggap milik Jepang dan cenderung membuat perusahaan Jepang menjadi kuat di bidang peningkatan yang terus-menerus dibandingkan yang terus menerus dibandingkan dengan inovasi.
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri.
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just in time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu:
1) Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan pelanggan
2) Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)
3) Menghilangkan pemborosan
4) Memperbaiki aliran produksi
5) Menyempurnakan kualitas produk
6) Menghilangkan ketidakpastian
7) Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang

Salah satu tujuan dari konsep kaizen adalah untuk mengurangi sampai menghilangkan waste dalam proses produksi. Waste tersebut ada tujuh macam, yaitu:
      Waste dalam transportasi
      Waste dalam proses
      Waste dalam inventori
      Waste dalam gerakan
      Waste akibat cacat produk
      Waktu karena menunggu
      Produksi yang berlebihan


 Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri)

Dalam istilah Jepang, konsep ini dibentuk untuk mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efsiensi biaya.
o Muda : Muda secara terminologi dalam bahasa Jepang adalah segala kegiatan yang bernilai mubassir, Pemborosan karena berlebihan yang tidak diperlukan, atau aktivitas pemborosan yang tidak menambahkan nilai atau tak produktif. Dan hal ini Muda merupakan salah satu konsep utama konsep utama dari Toyota Production System (T P S). Proses ini berupaya untuk menekan pemborosan dan segala aktivitas sumber daya sehingga dapat bernilai tentunya dengan kualitas yang tinggi.
o Mura : Menurut terminologi diartikan sebagai ketidak merataan, ketimpangan, tidak teratur.Hal ini dapat dihindari melaui penerapan sistem J I T (Just In Time) terkhusus untuk bidang inventory. Dalam kata lainnya, Pemborosan karena tidak adanya ketegasan batasan, pengaturan yang tidak jelas dan asal bekerja.
o Muri : Secara terminologi diartikan sebagai pembebanan yang berlebihan, keterpaksaan, atau melampaui batas yang diberikan kepada sumber daya. Kejadian ini dapat dihindari melalui pemberian spesifikasi atau standar kepada suatu produk atau Sumber daya. Dalam dunia manufaktur dapat diterapkan : Aliran material yang logis, Langkah proses yang berulang dgn proses mesin atau metode rasional untuk melakukannya, Tack Time( lamanya waktu proses yang rasional) dan ketahanan yang diperbolehkan. Pemborosan karena beban yang berlebihan.


 Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) atau 5R


Gerakan 5S yaitu merupakan kebulatan tekad untuk mengadakan pemilihan di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi dan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Nama 5S berasal dari huruf pertama istilah Jepang yang menjadi semboyannya yaitu : Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke.
o Seiri atau pemilihan. Berarti mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan dan prinsip yang tertentu. Ini artinya membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan. Membuang yang tidak diperlukan dan mencari penyebab-penyebabnya serta menghilangkan penyebabnya sehingga tidak menimbulkan masalah.
o Seiton atau penataan. Berarti menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan mendesak. Ini juga cara untuk menghilangkan waktu proses pencarian. Jika sesuatu disimpan di tempatnya demi mutu dan keamanan, berarti anda memiliki tempat kerja yang rapi.
o Seiso atau Pembersihan. Istilah ini berarti membersihkan barang-barang sehingga menjadi bersih. Ini artinya membersihkan sampah, kotoran dan benda-benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap tempat kerja dan yang tidak memiliki cacat dan cela.
o Seiketsu atau pemantapan. Ini berarti terus menerus dan secara berulang-ulang melakukan pemeliharaan, pemilahan dan pembersihan. Dengan demikian, pemantapan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan.
o Shitsuke atau pembiasaan. Istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan apa ingin anda lakukan meskipun itu sulit dilakukan. Pelatihan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu


secara benar. tujuannya untuk menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa yang harus dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Orang mempraktekkannya dengan membuat dan mematuhi undang-undang.



 Konsep PDCA

PDCA (Plan, Do, Check, Action) atau disebut juga Filosofi Deming, yang merupakan manajemen perbaikan mutu secara berkesinambungan yang menekankan pada keuntungan jangka pendek. Salah satu alat pola pikir untuk menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya dengan pertanyaan dasar 5W + 1H ( What, Who, Why, Where, When dan How). Dr.Deming yang merupakan pelopor PDCA adalah murid dari Dr.Walter Shewhart. Mereka menghabiskan waktu untuk melakukan penelitian mengenai konsep-konsep dan prinsip-prinsip perbaikan mutu kedalam teori manajemen perbaikan mutu.
Penjabaran dari siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) :
o Plan berarti memahami apa yang ingin dicapai, memahami bagaimana melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah, menemukan akar permasalahan, menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan implementasi yang terstruktur.
o Do tidak semudah seperti yang dilihat. Didalamnya berisi pelatihan dan manajemen aktivitas. Biasanya masalah besar dan mudah sering berubah pada saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini maka tidak dapat dilanjutkan lagi tetapi harus mulai dari awal kembali.
o Check berarti pengecekan terhadap hasil dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi buruk dan hasil baik tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran, kecerdasan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata kunci ketika hasil memburuk adalah ”kenapa”. Dengan dokumentasi proses yang baik maka kita dapat kembali pada titik yang mana keputusan yang salah dibuat.
o Action berarti Menindak lanjuti atas apa yang didapatkan selama tahap pengecekan. Arti lainnya adalah mencapai tujuan dan menstandarisasikan proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai lagi pada kondisi yang tepat.

3. Teknologi

Dewasa ini, pengembangan teknologi manufaktur besi baja sudah sangat berkembnag di beberapa negara maju, tinggal bagaimana mentransfer atau “mencuri” teknologi tersebut dan diterapkan di Indonesia.
Salah satu contohnya, seperti baja yang diproduksi oleh Pt. Nakayama Steel di jepang. Baja yang diproduksi ini disebut juga Super Baja, karena baja ini mempuyai sifat mekanik yang meningkat, serta umur penggunaanya menjadi dua kali lipat. Dengan ditemukan peningkatan peforma besi baja ini, muncul harapan baru di bidang perindustrian seperti memungkinkn pengurangan bahan baja, sehingga produk menjadi lebih ringan dan kompak, menghemat energi dan ramah lingkungan karena mengurangi eksploitasi sumber daya alam.
Atau pada saat tanggal 1-5 Feberuary 2016 yang lalu, program pelatihan di bidang structure baja yang diselenggarakan oleh Ministry Of Economy, Trade And Industry (METI) jepang bekerja sama dengan Japan Society of Steel Construction (JSSC) dan The Overseas Human Resource and Industry Development Association (HIDA) ditokyo. Indonesia diharapkan dapat mengadakan pertemmuan yang dihadiri oleh stakeholders baja Indonesia untuk membahas Indonesia Steel Construction Forum, dimana dalam diskusi tersebut nantinya perlu dilakukan berbagai pembahasan salah satunya keberadaan jepang sebagai pengembang teknologi struktur baja tahan gempa, yang saat ini sangat sesuai dengan keadaan di Indonesia yang sering mengalami gempa.
Disisi lain, Indonesia sudah bekerja sama dengan jepang untuk meningkatkan perkembangan industri baja diindonesia. Salah satunya adalah dengan memberikan hak pemanfaatan teknlogi peleburan baja jepang, Direct Iron Ore Smelting (DIOS).
Selain itu, industru baja jepang yang lain yaitu Pt. Nisshin Steel melakukan suatu terbosan baru dalam produknya, yaitu baja tahan karat (stainless steel) yang dapat membunuh bakteri. Jenis baja ini menjadi perhatian bagi industri elektronik rumah tangga. Seperti lemari es, mesin cuci, dan industri yang memproduksi peralatan dapur. Dengan presipitasi tembaga yang dihasilkan melalui perlakuan panas, bakteri-bakteri yang berkembang biak di mesin cuci akan mati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar