I.
LATAR
BELAKANG
Industri baja adalah salah satu bagian
dari industri logam yang merupakan industri strategis di Indonesia. Sektor ini
memainkan peran utama dalam memasok bahan-bahan vital untuk pembangunan di
berbagai bidang (dapat dilihat digambar 1.1), seperti infrastruktur (gedung,
jalan, jembatan, tiang listrik, dan telekomunikasi), produksi barang modal
(mesin pabrik dan material pendukung serta suku cadangnya), alat transportasi
(kapal laut kereta api beserta relnya dan otomotif hingga persenjataan).




Gambar 1.1 Contoh Pemakaian Baja
Karena
peran industry baja yang sangat penting tersebut industri baja menjadi sangat
strategis untuk kemakmuran suatu negara. Indonesia termasuk salah satu negara
yang memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industry baja. Menurut
data yang diperoleh tenatang konsumsi baja saat ini, bahwa konsumsi baja
perkapita Indonesia saat ini masih sangat rendah.
Membandingkan
produktifitas industri baja dalam negeri dengan negara tetangga Malaysia,
khususnya dalam rangka melayani luas wilayahnya, dapat dipastikan kemampuannya
memenuhi hukum permintaan (demand) dan penawaran (supply) adalah tidak sama.
Malaysia tentu lebih unggul, produksi bajanya saja dibanding luas wilayahnya
adalah 18 ton/km2, bandingkan dengan kemampuan dalam negeri Indonesia yang
hanya 2 ton/km2 luas wilayahnya. Kondisi seperti tentu menyebabkan jika ada
permintaan baja yang sama besar pada kedua negara tersebut, maka industri dalam
negeri (Indonesia) dipastikan tidak sanggup, dan akhirnya kebijakan imporlah
jalan keluarnya.
Salah
satu jalan keluar yang dapat kita ambil untuk mengatasi masalah tersebut adalah
membuat pabrik baja di indonesia untuk meningkatkan produktifitas industry baja
KELOMPOK IV PSIKOLOGI INDUSTRI 2
diindonesia. Seperti yang telah didata oleh
Wordsteel Association sampai dengan tahun 2015 (dapat dilihat pada Tabel 1.1),
Indonesia merupakan urutan ke-32 dunia dalam memproduksi baja mentah.

Mutu atau kualitas dari baja dapat
ditengarai dari pabrik pembuatnya, maka tentu akan menarik jika kita mengetahui
kepemilikan atau nama-nama pabrik yang memproduksi baja. Untuk melihat daftar
nama pabrik yang memproduksi baja, dapat dilihat pada Tabel 1.2. dibawah ini.

Tabel 1.2 Peringkat perusahaan produsen baja (juta-ton)
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat, bahwa sampai dengan tahun 2015
Produsen pertama Perusahaan bidang baja dan pertambangan adatah Pt.
ArcelorMittal yang berasal berkantor pusat di Luxembourg. Bahkan sampai pada
tahun 2013 Bethlehem Steel Corporation, perusahaan baja terkenal Amerika dan
telah berdiri sejak tahun 1857, telah diakuisisi dan menjadi milik
ArcelorMittal sejak 2006. Adapun produsen terbesar ke-2: Hessteel Group dari
China, dan ke-3: Nippon Steel And Sumitomo Metal Corporation (NSSMC), sedangkan
produsen baja terbesar ke-4: POSCO adalah Korea Selatan.
Seperti
yang diketahui beberapa waktu belakangan ini produsen baja ke-3 terbesar dunia
adalah Nippon Steel, Jepang, yang banyak melakukan kerja sama dengan PT.
Krakatau Steel & Group di Indonesia. Akibatnya banyak diproduksi profil
baja hot-rolled mengacu standar Jepang atau JIS (Japanese Industrial
Standards), dan sampai sekarang juga masih menjadi jenis profil baja yang umum
dijual di Indonesia.
Maka
dari itu, akan dibangun sebuah pabrik baja didaerah cikarang. Dan kelompok kami
memilih untuk melakukan kerja sama dengan negara jepang dibanding china. Karena
beberapa alasan yang akan kami kemukakan di bagian selanjutnya. KELOMPOK IV PSIKOLOGI INDUSTRI 4
II. ALASAN MEMILIH BEKERJA SAMA DENGAN JEPANG
Bangsa Jepang
adalah bangsa pembelajar terbaik di dunia. Mereka belajar dengan penuh semangat
karena mereka paham betul kegunaannya. Pengetahuan yang unggul, intelektual,
dan moral akan memberikan mereka kemajuan, kebahagiaan, dan Keunggulan. Semua
belajar dengan giat: pemerintah belajar, politisi, industrialis, para pekerja,
kaum intelektual, anak-anak, ibu-ibu, semuanya belajar. Di Jepang dikenal istilah
Joho shakai, “the information intelligence society”, masyarakat cerdas dengan
akses yang luas terhadap informasi.
Salah satu
alasan mengapa kami lebih memilih bekerja sama dengan jepang adalah karena
salah satu perusahaan baja terbesar diindonesia yaitu PT. Krakatau Steel &
Group melakukan kerja sama dengan PT. Nippon Steel yang berasal dari jepang.
Akibatnya profil baja hot-rolled mengacu standar Jepang atau JIS (Japanese
Industrial Standards), dan sampai sekarang juga masih menjadi jenis profil baja
yang umum dijual di Indonesia. Selain itu, kami menganggap dengan melakukan
kerja sama dengan jepang maka kami akan mendapatkan hal-hal yang positif yang
dapat kami peroleh. Kami melihat keunggulan-keunggulan jepang dari tiga aspek
yang berbeda. Mulai dari Histori kerja sama, Cara kerja, sampai Teknologi.
1. Kerja sama
Jepang - Indonesia
Salah satu
alasan kami memilih jepang sebagi mitra kami untuk mendirikan pabrik baja di
cikarang adalah kualitas baja jepang yang sudah di akui kualitasnya. Selain
itu, Indonesia sudah bekerja sama dengan jepang di industri baja. Contohnya
perusahaan BUMN, Pt. Krakatau Steel yang bekerja sama dengan Pt. Nippon Steel
yang berasal dari jepang untuk membuat perusahaan bernama Pt. Krakatau Nippon
Steel Sukimin dan Pt. Krakatau Osaka Steel, yang memproduksi baja profil dan
tulangan untuk industri otomotif dan konstruksi.

Gambar 2.1 Cabang-cabang Pt. Nippon Steel di dunia
Jika profil baja hot-rolled yang mengacu pada standar Jepang
atau JIS (Japanese Industrial Standards menjadi jenis profil baja yang umum
dijual di Indonesia, maka jika kita bekerja sama dengan jepang, maka kami
mengaharapkan kualitas baja yang akan kami produksi mampu bersaing dipasar
industri.
2.
Cara Kerja
Selain
pertimbangan kualitas yang kami perhitungkan, kami juga memperhitungkan cara
kerja atau kepemimpinan negara jepang dalam membangun sebuah industri.
Kepemimpinan Jepang dikenal memiliki etos kerja yang sangat baik dalam
memajukan negara atau organisasi yang berada di dalamnya. Diambil dari sumber
yang ditulis oleh Ahmad Kurnia dari buku karya ANN WAN SENG, “RAHASIA BISNIS
ORANG JEPANG (Langkah Raksasa Sang Nippon Menguasai Dunia)”, setelah bom atom
Amerika menghunjam Hiroshima dan Nagasaki semua pakar ekonomi saat itu
memastikan Jepang akan segera mengalami kebangkrutan. Namun, dalam kurun waktu
kurang dari 20 tahun, Jepang ternyata mampu bangkit dan bahkan menyaingi
perekonomian negara yang menyerangnya. Terbukti, pendapatan tahunan negara
Jepang bersaing ketat di belakang Amerika Serikat. Apalagi di bidang
perteknologian, Jepang menjelma menjadi negara raksasa di atas negara-negara
besar dan berkuasa lainnya. Rahasia mengapa jepang dapat menjadi salah satu
negara maju adalah karena jepang memiliki Etos kerja yang baik dan dapat
menimbulkan suatu dampak kemajuan teknologi dan penguasaan teknologi, serta
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara Jepang itu sendiri. Ciri-ciri etos kerja dan budaya kerja orang Jepang.
Bekerja untuk kesenangan, bukan untuk gaji semata
Mendewakan langganan
Bisnis adalah perang
1.
Kaizen

Kaizen berasal dari kata KAI artinya
perbaikan dan ZEN artinya baik. Bias diartikan Kaizen artinya perbaikan. Kaizen
diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement). Ciri kunci
manajemen kaizen antara lain lebih memperhatikan proses dan bukan hasil,
manajmen fungsional-silang dan menggunakan lingkaran kualitas dan perlatan lain
untuk mendukung peningkatan yang terus menerus (Cane, 1998:27).
Kaizen merupakan aktivitas harian yang pada prinsipnya
memiliki dasar sebagai berikut :
a) Berorientasi pada proses dan hasil
b) Berpikir secara sistematis pada seluruh proses
c) Tidak menyalahkan, tetapi terus belajar dari kesalahan
yang terjadi di lapangan.
Kaizen telah menjadi bagian dari teori manajemen Jepang di
pertengahan tahun 1980-an dan para konsultan manajemen di Barat dengan cepat
mengambil dan menggunakan istilah Kaizen untuk diterapkan dalam praktek
manajemen secara luas, yang pada pokoknya Kaizen dianggap milik Jepang dan
cenderung membuat perusahaan Jepang menjadi kuat di bidang peningkatan yang
terus-menerus dibandingkan yang terus menerus dibandingkan dengan inovasi.
Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan
dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini
terlaksana atau sebelum system mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan
maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus
menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu
sendiri.
Secara garis besar ada delapan kunci utama pelaksanaan just
in time atau kaizen dalam kegiatan industri yaitu:
1)
Menghasilkan produk sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan
pelanggan
2)
Memproduksi dalam jumlah kecil (small lot size)
3)
Menghilangkan pemborosan
4)
Memperbaiki aliran produksi
5)
Menyempurnakan kualitas produk
6)
Menghilangkan ketidakpastian
7) Penekanan pada pemeliharaan jangka panjang
Salah satu tujuan dari konsep kaizen adalah untuk mengurangi
sampai menghilangkan waste dalam proses produksi. Waste tersebut ada tujuh
macam, yaitu:
•
Waste dalam
transportasi
•
Waste dalam
proses
•
Waste dalam
inventori
•
Waste dalam
gerakan
•
Waste akibat
cacat produk
•
Waktu karena
menunggu
•
Produksi yang
berlebihan
Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri)

Dalam istilah Jepang, konsep ini dibentuk untuk mengurangi
kelelahan, meningkatkan mutu, mempersingkat waktu dan mengurangi atau efsiensi
biaya.
o Muda : Muda secara terminologi dalam
bahasa Jepang adalah segala kegiatan yang bernilai mubassir, Pemborosan karena
berlebihan yang tidak diperlukan, atau aktivitas pemborosan yang tidak
menambahkan nilai atau tak produktif. Dan hal ini Muda merupakan salah satu
konsep utama konsep utama dari Toyota Production System (T P S). Proses ini
berupaya untuk menekan pemborosan dan segala aktivitas sumber daya sehingga
dapat bernilai tentunya dengan kualitas yang tinggi.
o Mura : Menurut terminologi diartikan
sebagai ketidak merataan, ketimpangan, tidak teratur.Hal ini dapat dihindari
melaui penerapan sistem J I T (Just In Time) terkhusus untuk bidang inventory.
Dalam kata lainnya, Pemborosan karena tidak adanya ketegasan batasan,
pengaturan yang tidak jelas dan asal bekerja.
o Muri :
Secara terminologi diartikan sebagai pembebanan yang berlebihan, keterpaksaan,
atau melampaui batas yang diberikan kepada sumber daya. Kejadian ini dapat
dihindari melalui pemberian spesifikasi atau standar kepada suatu produk atau
Sumber daya. Dalam dunia manufaktur dapat diterapkan : Aliran material yang
logis, Langkah proses yang berulang dgn proses mesin atau metode rasional untuk
melakukannya, Tack Time( lamanya waktu proses yang rasional) dan ketahanan yang
diperbolehkan. Pemborosan karena beban yang berlebihan.
Gerakkan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke)
atau 5R
Gerakan 5S yaitu merupakan kebulatan tekad untuk mengadakan
pemilihan di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, memelihara kondisi
dan kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Nama 5S
berasal dari huruf pertama istilah Jepang yang menjadi semboyannya yaitu :
Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke.
o Seiri atau pemilihan. Berarti mengatur
segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan dan prinsip yang tertentu. Ini
artinya membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan.
Membuang yang tidak diperlukan dan mencari penyebab-penyebabnya serta
menghilangkan penyebabnya sehingga tidak menimbulkan masalah.
o Seiton atau penataan. Berarti menyimpan
barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar sehingga dapat
dipergunakan dalam keadaan mendesak. Ini juga cara untuk menghilangkan waktu
proses pencarian. Jika sesuatu disimpan di tempatnya demi mutu dan keamanan,
berarti anda memiliki tempat kerja yang rapi.
o Seiso atau Pembersihan. Istilah ini
berarti membersihkan barang-barang sehingga menjadi bersih. Ini artinya
membersihkan sampah, kotoran dan benda-benda asing serta membersihkan segala
sesuatu. Pembersihan sebagai pemeriksaan terhadap tempat kerja dan yang tidak
memiliki cacat dan cela.
o Seiketsu atau pemantapan. Ini berarti
terus menerus dan secara berulang-ulang melakukan pemeliharaan, pemilahan dan
pembersihan. Dengan demikian, pemantapan mencakup kebersihan pribadi dan
kebersihan lingkungan.
o Shitsuke
atau pembiasaan. Istilah ini berarti pelatihan dan kemampuan untuk melakukan
apa ingin anda lakukan meskipun itu sulit dilakukan. Pelatihan dan kemampuan
untuk melakukan sesuatu
secara benar. tujuannya untuk menciptakan tempat kerja dengan kebiasaan
dan perilaku yang baik. Dengan mengajarkan setiap orang apa yang harus
dilakukan dan memerintahkan setiap orang untuk melaksanakannya, maka kebiasaan
buruk akan terbuang dan kebiasaan baik akan terbentuk. Orang mempraktekkannya
dengan membuat dan mematuhi undang-undang.
Konsep PDCA
PDCA (Plan, Do, Check, Action) atau disebut juga Filosofi
Deming, yang merupakan manajemen perbaikan mutu secara berkesinambungan yang
menekankan pada keuntungan jangka pendek. Salah satu alat pola pikir untuk
menjalankan roda PDCA dalam kegiatan KAIZEN adalah dengan teknik bertanya
dengan pertanyaan dasar 5W + 1H ( What, Who, Why, Where, When dan How).
Dr.Deming yang merupakan pelopor PDCA adalah murid dari Dr.Walter Shewhart.
Mereka menghabiskan waktu untuk melakukan penelitian mengenai konsep-konsep dan
prinsip-prinsip perbaikan mutu kedalam teori manajemen perbaikan mutu.
Penjabaran dari siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) :
o Plan berarti memahami apa yang ingin
dicapai, memahami bagaimana melakukan suatu pekerjaan, berfokus pada masalah,
menemukan akar permasalahan, menciptakan solusi yang kreatif serta merencanakan
implementasi yang terstruktur.
o Do tidak semudah seperti yang dilihat.
Didalamnya berisi pelatihan dan manajemen aktivitas. Biasanya masalah besar dan
mudah sering berubah pada saat-saat terakhir. Bila terjadi kondisi seperti ini
maka tidak dapat dilanjutkan lagi tetapi harus mulai dari awal kembali.
o Check berarti pengecekan terhadap hasil
dan membandingkan sesuai dengan yang diinginkan. Bila segala sesuatu menjadi
buruk dan hasil baik tidak ditemukan, pada bagian ini keberanian, kejujuran,
kecerdasan sangat dibutuhkan untuk mengendalikan proses. Kata
kunci ketika hasil memburuk adalah ”kenapa”. Dengan dokumentasi proses yang
baik maka kita dapat kembali pada titik yang mana keputusan yang salah dibuat.
o Action berarti Menindak lanjuti
atas apa yang didapatkan selama tahap pengecekan. Arti lainnya adalah mencapai
tujuan dan menstandarisasikan proses atau belajar dari pengalaman untuk memulai
lagi pada kondisi yang tepat.
3. Teknologi
Dewasa ini,
pengembangan teknologi manufaktur besi baja sudah sangat berkembnag di beberapa
negara maju, tinggal bagaimana mentransfer atau “mencuri” teknologi tersebut
dan diterapkan di Indonesia.
Salah satu
contohnya, seperti baja yang diproduksi oleh Pt. Nakayama Steel di jepang. Baja
yang diproduksi ini disebut juga Super Baja, karena baja ini mempuyai
sifat mekanik yang meningkat, serta umur penggunaanya menjadi dua kali lipat.
Dengan ditemukan peningkatan peforma besi baja ini, muncul harapan baru di
bidang perindustrian seperti memungkinkn pengurangan bahan baja, sehingga
produk menjadi lebih ringan dan kompak, menghemat energi dan ramah lingkungan
karena mengurangi eksploitasi sumber daya alam.
Atau pada saat
tanggal 1-5 Feberuary 2016 yang lalu, program pelatihan di bidang structure baja
yang diselenggarakan oleh Ministry Of Economy, Trade And Industry (METI) jepang
bekerja sama dengan Japan Society of Steel Construction (JSSC) dan The Overseas
Human Resource and Industry Development Association (HIDA) ditokyo. Indonesia
diharapkan dapat mengadakan pertemmuan yang dihadiri oleh stakeholders baja
Indonesia untuk membahas Indonesia Steel Construction Forum, dimana dalam
diskusi tersebut nantinya perlu dilakukan berbagai pembahasan salah satunya
keberadaan jepang sebagai pengembang teknologi struktur baja tahan gempa, yang
saat ini sangat sesuai dengan keadaan di Indonesia yang sering mengalami gempa.
Disisi lain,
Indonesia sudah bekerja sama dengan jepang untuk meningkatkan perkembangan
industri baja diindonesia. Salah satunya adalah dengan memberikan hak
pemanfaatan teknlogi peleburan baja jepang, Direct Iron Ore Smelting (DIOS).
Selain itu,
industru baja jepang yang lain yaitu Pt. Nisshin Steel melakukan suatu terbosan
baru dalam produknya, yaitu baja tahan karat (stainless steel) yang dapat
membunuh bakteri. Jenis baja ini menjadi perhatian bagi industri elektronik
rumah tangga. Seperti lemari es, mesin cuci, dan industri yang memproduksi
peralatan dapur. Dengan presipitasi tembaga yang dihasilkan melalui perlakuan
panas, bakteri-bakteri yang berkembang biak di mesin cuci akan mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar