Sabtu, 11 Juni 2016

Revatalisasi Perusahaan Alas Kaki

Latar Belakang

Industri alas kaki atau footwear Industry di Indonesia merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai peranan cukup penting. Industri alas kaki termasuk dalam klasifikasi industri padat karya sehingga dapat dijadikan unggulan dalam penyerapan tenaga kerja dan pemasokan devisa. Jumlah pabrik alas kaki Indonesia mulai bertumbuh dengan pesat pada tahun 1991. Jumlah perusahaan pada saat itu berjumlah 259 yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan industri alas kaki nasional. Kelompok industri alas kaki ini dapat bersaing dengan kelompok industri lain dengan memberikan keuntungan yang didukung oleh upah tenaga kerja yang murah serta bahan baku yang cukup melimpah. Industri sepatu merupakan salah satu jenis industri bisa diandalkan di pasar dunia karena jenis industri ini mempunyai keunggulan komparatif dari murahnya tenaga kerja di Indonesia.

Restrukturisasi Industri
Akibat iklim investasi di Indonesia kurang kondusif sejak krisis ekonomi, para pemegang merek seperti Nike, Reebok, Adidas dan merek lain mengalihkan ordernya ke negara lain seperti Vietnam dan China. Kondisi ini tentu menjadikan industri sepatu nasional dalam bayang-bayang kesuraman. Padahal, jenis industri ini sejalan dengan strategi industrialisasi di Indonesia yang masih bertumpu pada keunggulan komparatif.
Masihkah ada peluang bagi industri sepatu untuk tetap bercokol di Indonesia?
Peluang tetap masih ada. Mengingat Vietnam dan China sebagai raksasa produksi sepatu dunia sekarang sedang mendapatkan sanksi dari komisi Uni Eropa akibat kedua negara tersebut melakukan kebijakan dumping terhadap ekspor produk sepatu pada 2012. Akibat kebijakan dumping tersebut kedua negara tersebut dikenakan penetapan bea masuk antidumping. Kebijakan ini membuka peluang bagi produsen sepatu di Indonesia untuk memasuki pasar Eropa Oleh sebab itu, pemerintah harus responsif. Pemerintah bersama Aprisindo harus melakukan dialog yang intensif terhadap para prinsipal pemegang merek sepatu dunia untuk kembali mengalihkan ordernya ke Indonesia. Kesempatan ini terbuka lebar setelah kedua produsen raksasa sepatu dunia ini mendapatkan sanksi dari Uni Eropa dan semakin membaiknya perekonomian dan iklim investasi di Indonesia.



Pemerintah Pacu Perkembangan Industri Alas Kaki



pemerintah memacu pertumbuhan dan perkembangan industri alas kaki dalam negeri karena mampu menyerap tenaga kerja massal sekaligus dapat mendongkrak ekspor dan persaingan pasar sepatu produk nasional di pasar global. Pemerintah juga memacu industri padat karya lainnya yaitu industri tekstil dan makanan-minuman.
Menteri Perindustrian Saleh Husin di Banten, Senin (5/10) mengatakan hal tersebut membuktikan bahwa pemerintah ingin industri padat karya yang mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah besar ini terus berkembang. Hal ini disampaikan dalam acara peluncuran program Investasi Padat Karya untuk Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, penciptaan devisa oleh industri alas kaki sebesar 4,11 milar dollar AS atau 2,33 persen dari total ekspor nasional pada tahun 2014. Dari sisi lapangan kerja, industri ini menyumbang lapangan Kerja sebanyak 643 ribu orang yang setara dengan 4,21 persen dari tenaga Kerja industri manufaktur.


Revolusi Industry
Revolusi industri adalah perubahan besar dalam memproduksi barang yang dulunya dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) menjadi dikerjakan dengan mesin (tenaga mesin).
Revolusi Industri merupakan perubahan besar, secara cepat, dan radikal yang mempengaruhi kehidupan corak manusia sering disebut revolusi. Istilah revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau sistem pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.



Kelebihan dan Kekurangan Mengunakan Tenaga Mesin
v  Kelebihan Mesin adalah :
- Mempunyai sifat relatif lebih stabil
- Dapat diatur dengan baik berdasarkan kebutuhan
- Dapat melakukan pekerjaan rutin / massal dengan standar
- Dapat melakukan kalkulasi dengan cepat
v  Kekurangan Mesin adalah :
- Tidak daat melakukan koreksi
- Tidak dapat melakukan pengembangan sendiri (terbatas pada data yg tersimpan)
- Tidak dapat menerima beban lebih (Overload) maka akan rusak tiba-tiba.

Keuntungan menggunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga manusia

Dalam hal bisnis, tentu perusahaan mengingikan keuntungan. Karena ujung dari suatu bisnis itu adalah berapa keuntungan yang didapat. Begitu pula dengan perusahaan alas kaki, tentu mempunyai alasan, perhitungan keuntungan dan kerugian menggunakan tenaga mesin dibanding tenaga manusia.
Sebelumnya telah dijelaskan perbedaan antara manusia dan mesin, perbedaan yang sangat mudah diketahui yaitu kecepatan. Mesin lebih cepat dari manusia, kecepatan menentukan produk yang dihasilkan dan pengaruhnya pada biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan alas kaki.
Penggunaan mesin akan mempercepat produksi sehingga lebih efisien berkaitan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Apalagi saat ini kebutuhan alas kaki di dunia semakin meningkat, apabila Indonesia tidak bisa melihat peluang tersebut untuk memenuhi kebutuhan alas kaki pasar dunia maka peluang tersebut bisa saja diambil oleh negara lain yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Kecepatan inilah yang tidak didapat pada tenaga manusia, sehingga perusahaan alas kaki lebih efisien dan efektif menggunakan mesin untuk menghasilkan produk alas kaki lebih banyak.

Kelebihan Pegawai Muda dengan Pegawai Berumur

  •   Mempunyai kemampuan fisik dan daya fikir dengan baik
  • lebih mudah diarahkan dan dibimbing dibandingkan dengan para pekerja berumur yang merasa sudah serba bisa.
  • Mempunyai semangat belajar yang tinggi
  • memiliki kemampuan teknologi lebih canggih terutama dengan alat dan aplikasi teknologi terbaru
  • Pengetahuan dan wawasan yang masih segar
  • Berani mengambil resiko




Tidak ada komentar:

Posting Komentar